Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Rabu, 07 Oktober 2009

Preseden









Senin, 07 September 2009

POSTER PERANCANGAN ARSITEKTUR 7

Minggu, 06 September 2009

Prediksi kondisi bumi dan seisinya 50 tahun kedepan




Dewasa ini semakin banyak ditemui manusia yang semakin tiadk peduli dengan lingkunga dan orang-orang disekitarnya. Rasa solidaritas dan social yang semakin memudar. Biasanya keadaan ini banyak ditemui di kota-kota besar. salah satu factor penyebab pudarnya solidaritas di mayarakat adalah perkembangan teknologi canggih yang dengan cepatberkembang di masyarakat. Tidak bisa di pungkiri bahwa teknologi ini tidak hanya berkembang di kota, namun juga sudah masuk dan berkembang di desa-desa.

Dimungkinkan 50 tahun kedepan keadaan masyarakat sudah sangat berbeda. Tidak ada lagi suatu kawasan yang bisa disebut desa karena sudah banyak teknologi-teknologi canggih yang terdapat di masyarakat. Teknologi-teknologi diciptakan untuk mempermudah aktifitas yang terjadi di lingkungan masyarakat. Sehingga semakin lama masyarakat pun terbuai dengan kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi-teknologi tersebut. Keadaan ini yang menyebabkan pudarnya rasa solidaritas dan sikap saling membutuhkan, karena tiap orang merasa nyaman dilayani teknologi yang mereka punya tanpa campur tangan orang lain. Tidak adanya rasa solidaritas inilah yang menyebabkan manusia tidak lagi memikirkan efek dari tiap tindakan yang mereka ambil. Pembangunan gedung-gedung canggih dan mewah yang tidak mempertimbangkan green space dan ruang gerak manusia diluar bangunan.

Dengan banyaknya pembangunan gedung-gedung canggih, semakin terbatas nya lahan hijau, serta sikap manusia yang tidak peduli akan lingkungan sekitar ini menyebabkan pemanasan bumi yang semakin menjadi. Sehingga menyebabkan punahnya beberapa populasi makhluk hidup. Keadaan inilah yang menyebabkan terputusnya rantai makanan, sehingga beberapa populasi pun ikut terancam keberadaannya.

Morfologi Masjid

Arsitektur sebagai bagian dari Islam memiliki peran penting dalam pembentukan peradaban Islam di dunia. Salah satu ikon penting sejarah Islam adalah masjid. Masjid menjadi kunci utama lahirnya masyarakat Islam di dunia. Bentuk dan gaya arsitektur masjid berkembang sejalan dengan proses perubahan dan modifikasi yang menghasilkan empat bentuk utama yang merefleksikan periode utama kejayaan Islam.

Masjid tidak hanya menjadi tempat beribadah bagi orang muslim. Sejak jaman Rasulullah SAW masjid menjadi tempat yang digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan kota, menentukan strategi militer, dan untuk mengadakan perjanjian. Bahkan, di area sekitar masjid digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh orang-orang fakir miskin. Fungsi masjid kemudian semakin berkembang sebagai tempat belajar (madrasah), bahkan pengadilan.


Sejarah awal pembangunan masjid adalah saat Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib (Madinah). Masjid ini berukuran 60 x 70 hasta, berdinding bebatuan gurun dan beratapkan pelepah kurma. Setelah itu pembangunan masjid semakin banyak seiring dengan berjalannya pemerintahan Rasulullah SAW dan keempat sahabat penerusnya, Khulafaur Rashidin.

Komponen morfologi masjid yang paling mencolok adalah adanya kubah, minaret/menara, courtyard (sahn), selasar (riwaq), mihrab, dan niche (pelengkung). Komponen-komponen ini banyak berkembang di masa dinasti Umayyah.

Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia dan Byzantium. Contoh awal yang paling populer misalnya Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di Jerusalem. Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola kaligrafi yang berulang.

Mesjid Raya Samarra di Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan adanya minaret. Juga mesjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki turut mempengaruhi corak arsitektur Islam. Ketika Ustman merebut Istanbul dari kekaisaran Byzantium, mereka mengubah sebuah basilika menjadi mesjid (sekarang museum), yang akhirnya muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium kedalam kekayaan peradaban islam, misalnya penggunaan kubah. Hagia Sophia juga menjadi model untuk pembangunan mesjid-mesjid Islam selanjutnya selama kekaisaran Ustman, misalnya mesjid Sulaiman, dan mesjid Rustem Pasha.

Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, serta struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini, geometri fraktal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama, mesjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur Islam, pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali sekitar abad ke-17.

Selanjutnya morfologi masjib tak banyak berubah hingga abad ke20. Namun belakangan semakin banyak masjid yang dirancang dan dibangun diluar ‘pakem’ yang selama ini ada. Contohnya adalah Assyafaah Mosque di Singapura.

Perkembangan masjid di masa kini dan masa depan juga akan selalu mengikuti arah aktivitas dan pergerakan manusia. Di masa depan, dimana segala hal menjadi lebih mekanis, cepat, dan mudah, hampir segala kegiatan manusia dibantu teknologi. Selain itu, di masa depan dimungkinkan aka nada banyak rancangan kawasan zero mile, yang tidak mengharuskan manusia menempuh jarak jauh untuk melakukan aktivitasnya.

Masjid di masa depan memiliki fungsi yang lebih kompleks dari sebelumnya. Jika sampai pada abad20 masjid pada umumnya sekedar menjadi tempat beribadah dan belajar, di masa depan masjid bisa saja menjadi salah satu komponen dalam kawasan besar yang dilengkapi dengan penginapan, kantor, café atau food court, perpustakaan, penitipan anak,auditorium, dan bahkan sebagai konservasi alam.